ABSTRAKSI
Badriah, 25209651
ANALISIS
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PENENTU LABA JANGKA PENDEK PADA PT. HARVEST
ARIAKE INDONESIA
PI.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012
Kata
Kunci : Analisis Break Even Point
(
xi +34)
Setiap
perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan laba, Analisi Break Even Point
adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan dimana pendapatan
total perusahaan sama dengan biaya totalnya.
Dalam penulisan
ilmiah ini akan menjelaskan mengenai penjualan pada saat berapa terjadi
penjualan yang impas. Selain itu juga dicari berapa perusahaan boleh mengalami
penurunan volume penjualan, dicari juga berapa pengarh perubahan volume
penjualan pada laba perusahaan kemudian titik dimana sebaiknya perusahaan
menutup usahanya. Serta penentuan laba terhadap produk Ariake 3 pada PT HARVEST
ARIAKE INDONESIA.
Dari hasil
penelitian diperoleh laba yang diinginkan setiap bulannya ditahun 2012 adalah
sebesar Rp 94.721.823 dengan jumlah penjualan yang harus dicapai sebanyak 1.182
kg dengan nilai penjualan Rp 193.257.000,
Break Even Point atau titik impas tercapai pada saat penjualan sebanyak 393 kg
dengan nilai Rp 64.331.142
Daftar Pustaka ( 1999 – 2000 )
Latar
Belakang Masalah
Setiap
perusahaan dalam menjalankan usahanya pastilah mengharapkan keuntungan guna
melanjutkan usaha yang telah didirikan dan dijalankannya. kelangsungan hidup
dari setiap perusahaan pasti bergantung pada pendapatan dari hasil penjualan
produk atau jasa yang dihasilkannya. Agar produk yang diproduksi menghasilkan
keuntungan/laba, maka perusahaan harus mengetahui pada tingkat volume penjualan
berapa, yang memungkinkan pendapatan bisa untuk menutupi semua biaya yang telah
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa tersebut dan
sekaligus perusahaan juga memperoleh keuntungan.
Jika
perusahaan menjual produknya pada tingkat volume penjualan dimana hasil
penjualan sama dengan jumlah seluruh biaya untuk memproduksinya, maka
perusahaan dalam keadaan Break Even point (BEP). untuk mengetahui keadaan
seperti itu, kita dapat menegtahui dengan menganalisa BEP, maka kita juga dapat
mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan dpat memperoleh keuntungan.
Keadaan
BEP dapat diketahui jika perusahaan mengetahui besarnya pendapatan dan biaya
yang dikeluarkan. Bila perusahaan ingin mengetahui pada tingkat berapa volume
penjualan yang BEP, maka perusahaan harus juga menghitung besarnya biaya yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya dalam hal ini yaitu biaya variael dan
biaya tetapnya. Dengan data biaya dan data penjualan maka BEP dapat diketahui.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan
ilmiah yang ingin dicapai adalah:
1.
Ingin mengetahui
jumlah atau kuantitas produk yang harus dijual untuk mencapai kondisi titik Impas.
2.
Ingin
mengetahui jumlah atau kuantitas produk yang harus dijual oleh perusahaan dalam membuat perencanaan laba.
Grafik Titik Impas
Kesimpulan
•PT HARVEST ARIAKE INDONESIA yang bergerak dalam bidang probiotik untuk udang dan ikan dalam menjalankan usahanya Maret tahun 2012 akan berada dalam keadaan impas saat perusahaan menjual produknya sebanyak 393 kg atau jika dilihat dalam Rupiah maka penjualan akan mencapai impas bila saat menjual Rp 64.331.142 untuk mengetahui analisis Break Even Point (Titik Impas) sebagai penentu laba dapat digunakan dengan menggunakan rumus perhitungan Break Even Point ( Titik Impas). Dengan kenaikan laba yang diinginkan perusahaan sebesar 30% maka volume penjualan yaitu sebesar 1.182 kg sehingga laba bersih sasaran sebesar Rp 193.257.000.
•Melalui perhitungan Margin of Safety dapat menunjukan jumlah penurunan volume penjualan yang boleh terjadi agar perusahaan tidak mengalami kerugian sebesar Rp 141.988.490 atau sebesar 60,65 % dari jumlah penjualan yang dianggarkan. Melalui perhitungan Degree of Operating Leverage dapat menunjukan dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan probiotik Ariake 3 adalah 1,64 kali. titik Shut Down Point pada tingkat penjualan ke Rp 64.269.490 perusahaan sebaiknya menghentikan usahanya karena mengalami kerugian
•PT HARVEST ARIAKE INDONESIA yang bergerak dalam bidang probiotik untuk udang dan ikan dalam menjalankan usahanya Maret tahun 2012 akan berada dalam keadaan impas saat perusahaan menjual produknya sebanyak 393 kg atau jika dilihat dalam Rupiah maka penjualan akan mencapai impas bila saat menjual Rp 64.331.142 untuk mengetahui analisis Break Even Point (Titik Impas) sebagai penentu laba dapat digunakan dengan menggunakan rumus perhitungan Break Even Point ( Titik Impas). Dengan kenaikan laba yang diinginkan perusahaan sebesar 30% maka volume penjualan yaitu sebesar 1.182 kg sehingga laba bersih sasaran sebesar Rp 193.257.000.
•Melalui perhitungan Margin of Safety dapat menunjukan jumlah penurunan volume penjualan yang boleh terjadi agar perusahaan tidak mengalami kerugian sebesar Rp 141.988.490 atau sebesar 60,65 % dari jumlah penjualan yang dianggarkan. Melalui perhitungan Degree of Operating Leverage dapat menunjukan dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan probiotik Ariake 3 adalah 1,64 kali. titik Shut Down Point pada tingkat penjualan ke Rp 64.269.490 perusahaan sebaiknya menghentikan usahanya karena mengalami kerugian